Umtikhah Nurul H.

++ Perempuan pun Bisa Jadi Pemimpin ++

Setiap orang terlahir menjadi seorang pemimpin. Minimal pemimpin bagi dirinya sendiri. Menjadi seorang pemimpin bukanlah tugas yang ringan, apalagi memimpin suatu kelompok yang disana terdapat banyak orang. Dibutuhkan komitmen dan tanggung jawab yang tinggi bagi seorang pemimpin. Tidak peduli apakah pemimpin itu seorang laki-laki ataupun perempuan. Rasulullah SAW bersabda “kalian adalah pemimpin yang akan dimintai pertanggungjawabannya.…” (HR. Muslim).

Umtikhah nurul hijriyah, salah satu sosok pemimpin perempuan di PGSD UPP TEGAL UNNES ini memang sudah terasah jiwa kepemimpinannya sejak SD,SMP dan SMA. Ia kerap kali menjadi ketua dalam kelompok-kelompok belajar maupun kelompok-kelompok lain di sekolahnya. Ia juga aktif di organisasi di sekolahnya.

Hingga ketika tahun pertamanya kuliah di tahun 2009 dan masuk Asrama PGSD UNNES, perempuan yang akrab disapa umty ini dipercaya untuk memimpin teman-temannya di Asrama sebagai Lurah Asrama.

Disemester 2, sosok yang juga akrab disapa bu lurah ini mulai aktif berorganisasi di kampusnya. Ia masuk dalam kepengurusan HIMA PGSD UNNES UPP TEGAL 2010 sebagai sekertaris deptartemen PSDM, dan UKM KRISTAL 2010 sebagai sekertaris.

Perempuan berkarakter tegas ini, pernah hampir mencalonkan diri sebagai ketua HIMA 2011 atas dukungan teman-temannya, namun dengan berbagai pertimbangan dan juga dukungan orang-orang disekitarnya, ia justru memilih mundur dari kepengurusan HIMA 2011, salah satu pertimbangannya adalah untuk member kesempatan teman yang lain untuk berorganisasi. Dan akhirnya bergabung dengan DPM KM 2011 sebagai staf komisi advokasi. Dengan harapan ia bisa menyalurkan aspirasi mahasiswa PGSD UPP TEGAL.

Menurut aktivis yang kritis satu ini, kesibukan dalam berorganisasi jangan ampai melalaikan tugas utamanya sebagai mahasiswa, yaitu menuntut ilmu. Semuanya harus berjalan seimbang agar semua tugasnya sukses tanpa mengorbankan salah satu dari yang lain. Namun, anak ke dua dari dua bersaudara ini pernah juga mengalami dilema antara tugas kuliah dan organisasi, ia berusaha seadil-adilnya dalam menentukan keputusan. Baginya sesuatu yang bisa dikerjakan lebih cepat maka dikerjakan dulu.

Pada tahun kedua kuliahnya,tepatnya disemester 4, jiwa kepemimpinannya kembali diuji. Gadis yang mengagumi dosennya, Dra. Noening Andrijati, ini terpilih menjadi ketua UKM KRISTAL 2011. Awalnya ia merasa ragu dan tidak yakin menerima amanah besar ini karena dalam UKM KRISTAL ini banyak program kerja periode sebelumnya yang belum terealisasi. Namun dengan restu dan dukungan orangtua serta teman-temannya, sosok yang terkenal mandiri ini melangkah maju dengan niat yang kuat untuk bertanggung jawab memegang amanah yang diterima secara total. Semua hal yang tadinya dirasa berat justru ia jadikan sebagai tantangan yang harus ditaklukan. Ia berharap semoga organisasi yang dipimpinnya saat ini lebih maju dari sebelumnya.

Sebagai perempuan, ia ingin kepemimpinannya berasas demokrasi, ia selalu berusaha meminta pendapat dari anggota-anggotanya terutama laki-laki karena Ia menyadari bahwa seorang perempuan pada umumnya lebih mengedepankan perasaan daripada logikanya. “Tidak masalah seorang perempuan menjadi pemimpin asalkan tetap menghargai pendapat laki-laki, tidak menindas laki-laki dan tetap merasa membutuhkan laki-laki.” Tegas umty.

Dibalik sosok umty yang tegas dan mandiri, nyatanya ada seseorang yang selalu memberi dukungan dan motivasi, beliau adalah ibu Suryati S.Pd.I , Ibu kandungnya sendiri. “Begitu besar jasa beliau, hingga tak ada kata yang mampu mewakili rasa terimakasihku pada motivator ter besarku.” Kata umty.

Diakhir wawancaranya bersama redaktur gemilang, Ia berpesan pada perempuan-perempuan di PGSD untuk selalu semangat dalam menjalani tantangan-tantangan hidup, tak terkecuali tantangan menjadi seorang pemimpin.

Semoga nantinya banyak bermunculan umty umty lain di PGSD tercinta ini.

-EL Zahra